Senin, 25 Februari 2013

[Makanan] Makanan Khas Korea

Pakaian udah... Nah.. saatnya yang yummy... yummy nih........ :)
Ini adalah makanan khas dari Negeri Gingseng...
Let's Check it!!!
Kimchi

Kimchi adalah makanan tradisional Korea, salah satu jenis asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Setelah digarami dan dicuci, sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat dari udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe dan bubuk cabai merah. Sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi putih dan lobak. Di Korea,  kimchi selalu dihidangkan di waktu makan sebagai salah satu jenis banchan yang paling umum. Kimchi juga digunakan sebagai bumbu sewaktu memasak sup kimchi (kimchi jjigae), nasi goreng kimchi (kimchi bokkeumbap), dan berbagai masakan lain.

Bibimbap


Bibimbap atau Bibimbab adalah makanan Korea berupa semangkuk nasi putih dengan lauk di atasnya berupa sayur-sayuran, daging sapi, telur, dan sambal gochujang. Sebelum dimakan, nasi dan lauk diaduk menjadi satu. Bibimbap yang dihidangkan dalam mangkuk dari batu yang sudah dipanaskan disebut Dolsot Bibimbap, Panas dari mangkuk batu akan mematangkan telur mentah yang diletakkan di atas nasi sebagai lauk. Sebelum nasi dimasukkan, minyak wijen dituangkan di dasar mangkuk batu agar terbentuk lapisan kerak nasi yang harum dan garing di dasar mangkuk.

Bulgogi


Bulgogi adalah masakan daging asal Korea. Daging yang digunakan antara lain daging sirloin atau bagian daging yang bagus dari seekor sapi. Bumbu bulgogi adalah campuran kecap asin dan gula ditambah bumbu lain bergantung pada resep dan daerahnya di Korea. Sebelum dimakan, daun selada digunakan untuk membungkus bulgogi bersama kimchi, bawang putih, atau penyedap lain sesuai selera. Di Jepang, makanan yang sejenis disebut Yakiniku. Dibandingkan dengan Yakiniku, bumbu daging untuk bulgogi dibuat lebih manis. Air pada bumbu cukup banyak sehingga daging tidak dipanggang di atas plat besi (teppan), melainkan di atas panci datar.

Gimbap


imbap atau kimbap adalah makanan ringan khas Korea yang sangat digemari.[1] Gimbap dibuat dari nasi yang digulung dengan rumput laut kering yang disebut gim. Isi dari gimbap dapat bermacam-macam, seperti daging, sosis atau omelet. Gimbap dipotong menjadi ukuran kecil dan disajikan dingin, biasanya disajikan dengan danmuji dan kimchi. Bahan dasar gimbap adalah nasi, daging, sayuran yang diacar atau yang masih segar. Secara tradisional nasi dibumbui dengan garam dan minyak wijen atau minyak perilla. Isinya pun beragam, mulai dari ikan (dalam bentuk fish cake), daging kepiting, telur atau daging iga sapi yang dibumbui. Sedangkan bahan sayuran adalah ketimun, bayam, wortel dan danmuji.


Tteok

Tteok adalah kue asal Korea yang dibuat dari serealia, terutama beras atau ketan. Bahan dan cara pembuatan berbeda-beda menurut wilayahnya di Korea. Tteok juga dibuat sebagai kue yang rasanya manis dalam berbagai variasi rasa untuk hari-hari perayaan musim, termasuk perayaan tahun baru Korea. Walaupun dimasak, tteok yang dibuat dari beras tidak menjadi liat sehingga dipakai untuk berbagai masakan tumis dan goreng. Tteok berbentuk batang (silinder) yang dimasak bersama gochujang dan gula pasir disebut tteokbokki. Selain tteokbokki, pojangmacha juga menjual tteok yang digoreng bersama sayuran. Tteok juga dimasukkan ke dalam berbagai masakan seperti dak galbi (galbi daging ayam). Tteokguk adalah makanan tahun baru Korea berupa tteok yang dimasak menjadi sup bersama daging sapi atau daging ayam. Bumbu sup adalah kecap asin, garam dapur, dan bawang putih. Tteok yang dimakan sebagai kue dibuat dari ketan dengan madu atau gula sebagai pemanis. Sebagai perisa ditambahkan antara lain sejenis labu parang, kacang hijau, kacang azuki, atau wijen. Berdasarkan cara pembuatannya, tteok terdiri dari tteok yang dikukus, ditumbuk, direbus, atau ditumis. Tteok tradisional dibuat dengan cara dikukus dan disebut sirutteok. Alat pengukus yang disebut siru dibuat dari tembikar.


Samgyupsal
Samgyupsal adalah makanan terkenal dari Korea, merupakan potongan daging babi (bisa juga diganti dengan daging sapi) yang dibakar dengan bumbu khusus lalu setelah dibakar, daging tersebut digulung dengan daun selada dan dimakan langsung. Biasanya, selain dimakan dengan daun selada, dalam gulungan tersebut juga bisa ditambahkan bawang putih, kimchi, jamur, tauge dan bawang panggang sesuai selera. Samgyupsal sendiri biasanya disajikan dengan 2 saus, yaitu saus Ssamjang, saus yang terdiri dari pasta cabai, pasta kedelai dan minyak wijen serta saus Gireumjang, saus yang dibuat dengan garam, minyak wijen dan sedikit lada hitam. Biasanya ssamjang digunakan ketika kita makan samgyupsal dengan sayur-sayuran dan gireumjang digunakan ketika kita hanya makan daging samgyupsal saja (tanpa gulungan selada).

Omurice


Nasi untuk omurice biasanya diberi daging ayam, udang, cumi-cumi, jamur, dan bawang bombay. Chicken rice adalah sebutan lain untuk nasi untuk omurice dengan daging ayam dan saus tomat.Nasi untuk omurice diletakkan di atas telur dadar setengah matang yang dibuat di atas penggorengan, lalu dengan gerakan tangan seperti membalik isi penggorengan, nasi menjadi terbungkus dengan telur dadar. Omurice yang dibuat di rumah biasanya menggunakan teknik membungkus nasi dengan telur yang lebih mudah. Telur dadar diletakkan di atas nasi, lalu isi penggorengan ditumpahkan di atas piring.

Jeongol


Jeongol adalah makanan Korea berupa berbagai sup yang direbus di dalam panci besar, dan dihidangkan di tengah-tengah meja untuk dimakan bersama. Dibandingkan dengan jjigae yang hanya berisi satu jenis bahan utama, bahan untuk isi jeongol biasanya jauh lebih beragam.[1] Berbeda dari jjigae yang bermula dari makanan rakyat, jeongol seperti halnya gujeolpan bermula dari makanan untuk kalangan bangsawan atau anggota keluarga kerajaan. Makanan ini biasanya berisi irisan daging sapi, jeroan, berbagai jenis makanan laut, dan ditambah berbagai jenis sayuran, jamur, dan bumbu-bumbu lain. Semua bahan direbus bersama di dalam panci dangkal untuk memasak jeongol yang disebut jeongolteul (전골틀). Makanan ini umumnya dibuat pedas karena diberi bumbu gochujang dan bubuk cabai. Selain itu, jenis kaldu yang digunakan untuk merebus bergantung kepada bahan utama yang menjadi isi sup.

Dakjuk


Dakjuk adalah masakan korea yang terbuat dari daging Ayam yang direbus dalam air dan dicampurkan bumbu bawang putih dan bawang merah. Lalu kemudian di tambahkan nasi dan dimasak sampai matang. Bahan utama Dakjuk adalah beras, ayam, dan bawang putih. Setelah matang hasilnya seperti bubur ayam yang kental dengan rasa bawang yang kuat. Dakjuk banyak disukai oleh anak-anak dan orang dalam masa penyembuhan karena makanan ini tidak pedas dan mudah dicerna.

Ddukbokkie



Ddukbokkie adalah makanan snack yang sangat populer di Korea. Ddukbokkie banyak di jajakan di pinggir jalan oleh para pedagang makanan di malam hari. Makanan ini dibuat dari ikan, telur rebus, ditambah saus pedas yang sedikit manisSebagai penawar rasa pedas, ditambahkan juga kue beras yang kenyal dan lembut. Ddukbokkie aslinya adalah berupa hidangan tumis yang terdiri dari garaetteok (tteok berbentuk silinder Tteok) yang dikombinasikan dengan berbagai bahan seperti daging sapi, tauge, bawang, jamur shiitake, wortel, dan dibumbui dengan saus kedelai.

Samgyetang

Samgyetang adalah sup ayam ginseng masakan Korea. Sup ini berisi ayam muda dalam keadaan utuh yang direbus dengan api kecil selama 2-3 jam hingga empuk. Seporsi sup dalam panci kecil biasanya dimakan oleh satu orang. Samgyetang dimakan dengan tambahan merica, garam, dan kimchi yang disediakan di atas meja. Ayam sudah direbus hingga empuk hingga daging mudah lepas dari tulang. Kuah sup biasanya tidak semua diminum. Setelah daging ayam habis, nasi dimasukkan ke dalam sup.

Setelah isi perut ayam dikeluarkan, ke dalam perut ayam dimasukkan ketan yang sudah direndam sebelumnya dan ramuan tanaman obat yang dipercaya bermanfaat untuk kesehatan. Selain ginseng, Di antara ramuan yang sering dicampurkan adalah kastanye, kacang cemara, buah jujuba kering, bawang putih, daun bawang, dan jahe. Bergantung pada resepnya, tanaman obat seperti gugija (goji), dangsam (akar Codonopsis pilosula), atau danggwi (tang kuei atau Angelica sinensis). Tanaman obat dicampurkan dalam keadaan utuh (tidak dipotong-potong) agar khasiatnya maksimal.
Seperti halnya sup ayam yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit di kebudayaan Barat, samgyetang bukan hanya dimakan di Korea untuk mengobati penyakit. Protein dan mineral dari seekor ayam utuh yang direbus dengan tanaman obat dipercaya bisa mencegah penyakit.


Japchae



Japchae adalah salah satu jenis makanan Korea yang menggunakan mie sebagai bahan utama. Japchae adalah masakan korea yang berupa mie sohun yang dicampur dengan berbagai jenis sayuran dan daging sapi. Makanan ini biasa di sajikan sebgai lauk pendamping nasi. Cara memasak makanan ini cukup rumit. Yaitu masing-masing bahan di tumis secara terpisah untuk mempertahankan rasa dan aroma masing-masing. Bahan seperti daging sapi dan sayuran di potong kecil-kecil dengan bentuk memanjang. Sayuran yang di gunakan biasanya berupa wortel, paprika, jamur shitake, bawang bombay, dan bayam. Daging sapi ditumis bersama minyak wijen dengan bumbu bawang putih, kecap asin, dan gula pasir. Setelah semua bahan matang kemudian dicampurkan dengan mie sohun yang sudah di rebus dan di aduk-aduk bersama minyak wijen, irisan cabai, dan wijen.

Hoddeok


Hoddeok adalah jenis makanan korea mirip dengan pancake yang biasa kita kenal. Ciri khas Hoddeok adalah rasanya yang sangat manis. Makanan ini banyak di jual oleh pedagang makanan jalanan di Korea Selatan. Biasa di makan pada musim dingin. Adonan Hoddeok di buat dari tepung terigu, air, susu, gula, dan ragi. Adonan Haddeok kemudian diisi dengan campuran ula merah, madu, kacang, dan kayu manis. Hoddeok adalah makanan favorit anak-anak di Korea.

Soelleongtang


Seolleongtang adalah makanan Korea yang terbuat dari tulang sapi yang direbus dalam waktu yang lama sehingga menjadi sup. Potongan daging sapi dan lobak juga menjadi campuran untuk masakan ini. Seolleongtang biasa di makan saat musim dingin sebagai menu sarapan atau makan malam. Untuk memasak Seolleongtang pertama-tama air direbus di dalam panci besar dan setelah mendidih bagian kepala dan tulang sapi kemudian dimasukkan. Setelah beberapa saat kepala dan tulang sapi dikeluarkan kembali dan direndam dalam air segar. Air tersebut kemudian direbus dengan menambahkan tulang rusuk dan kaki sapi. Untuk menghilangkan bau sapi yang tidak sedap ditambahkan bumbu seperti bawang putih, bawang merah, dan jahe. Semakin lama Seolleongtang direbus maka akan semakin gurih dan semakin banyak kandungan gizinya.

Soondubu Jiggae



Makanan Korea yang terkenal berikutnya adalah Soondubu Jiggae. Soondubu Jiggae adalah sejenis sup yang dibuat dari tahu, seafood (seperti tiram, remis, atau udang), sayuran, jamur, bawang, daun bawang, dan bubuk cabe. Makanan ini lebih kental dari sup, namun lebih encer dari bubur. Secara tradisional, Soondubu Jiggae dimasak dengan menggunakan gerabah. Soondubu Jiggae biasanya dimasak hanya untuk satu piring.


Ramyeon


Ramyeon adalahmie ramen khas Korea, namun agak berbeda dengan ramen dari Jepang. Ramyeon Korea dapat pula berarti mie instan yang dijual kemasan. Ramyeon dimasak dengan kuah yang sangat pedas dan biasanya ditambah sayuran, daging atau kimchi.

Yangnyeom Tongdak



Makanan Korea yang terkenal di dunia adalah Yangnyeom Tongdak. Yangnyeom Tongdak berasal dari kata 'Yangnyeom' yang berarti bumbu dan 'Tongdak' yang berarti ayam. Yangnyeom Tongdak adalah berupa ayam goreng dengan taburan saus manis asam pedas ala Korea. Saus dibuat dengan campuran bawang puti, saus tomat, gula, dan cabai.


Pat Bing So



Pat Bing Soo yaitu makanan khas Korea yang paling digemari oleh banyak orang yang hobi makan makanan dingin. Isinya semacam buah-buahan kalau di Indonesia mungkin seperti es campur.

[Fashion] Pakaian Tradisional Korea

Nah... habis kita ngutik- utik negara sakura,,, saatnya kini ngutak utikl negara gingseng... yuk.. mari... nih dari pakaian tradisional negeri itu dulu... Pakaian adat sana disebut HANBOK....

Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) adalah pakaian tradisional masyarakat Korea. “Han” adalah sebutan bagi Korea, dan “bok” berarti pakaian. Jadi, secara harfiah orang Korea pun sebenarnya hanya menyebut pakaian mereka sebagai “pakaian korea”. Orang Korea sangat bangga memakai Hanbok, karena Hanbok merupakan identitas pakaian tradisional mereka. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti “pakaian orang Korea”, hanbok pada saat ini mengacu pada “pakaian gaya Dinasti Joseon” yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional, seperti Chuseok atau Seol-nal (hari Imlek).








1. Jeogori atau atasan
Hanbok wanita, dibandingkan dengan hanbok Pria, lebih sering mengalami perubahan. Sebelum dinasti jeoseon, panjangnya sepinggang dan terikat menghubungkan bagian depan dengan bagian belakang. Di Masa Jeoseon Akhir, bentuk jeogori hanya sepanjang batas bawah ketiak. Namun bagian depannya lebih panjang hingga menutupi area dada.
 

2. Chima atau rok
Chima adalah semacam rok yang bulat mengembang dan panjangnya mulai dada hingga menutupi kaki. Saat ini, dibuat seperti sejenis dengan baju u-can see untuk mempermudah pemakaian. Dengan bentuknya yang longgar dan mengembang, tentu saja menyembunyikan bentuk lekuk tubuh wanita pemakainya. Hal ini sesuai dengan ajaran konfusianisme yang banyak dianut orang Korea zman dulu. Namun, bentuknya yang longgar membuat pemakainya leluasa untuk melakukan pekerjaan rumah dengan bersila dan berjongkok -posisi yang nyaman untuk bekerja pada saat itu- juga untuk berhormat kepada orang.

4. Otgoreum (Cloth Strings)
Otgoreum adalah pita yang dipakai pada baju hanbok untuk wanita, yang melintang ke rok atau chima.

5. Durumagi
Awalnya durumagi dipakai oleh pegawai Kerajaan sebagai pakaian dinas sehari-hari mereka. Durumagi adalah sejenis coat panjang yang dipakai sebagai luaran dikala angin sedang berhembus dingin-dinginnya.

6. Gat-Jeogori
Bentuknya sedikit lebih besar dibandingan dengan Jeogori. Bedanya hanya dibagian dalam pakaian jenis ini terbuat dari bulu kelinci, sehingga tetap membuat pemakainya tetap hangat. Bahan yang di luar biasanya terbuat dari sutra.




7. Changot
Di zaman Jeoseon dipakai oleh orang-orang kelas bangsawan atau prang terpandang. Merupakan varian lain hanbok selain hanbok yang biasa kita lihat.


8. Hanbok Pria
Jeogori bagi Pria, pada umumnya sedikit berbeda dibandingkan dengan milik wanita. Bagi pria, ukurannya
 sepanjang pinggang bahkan lebih panjang. Namun, seperti halnya Jeogori untuk wanita, untuk mengaitkan pakaian antara kanan dengan kiri, diikatkan dengan pita di depan dada. Hal yang paling penting dalam pembedaan hanbok pria dan wanita adalah cara penyimpulan pita. Coba anda perhatikan, penyimpulan pita di hanbok wanita menyisakan bagian sisa yang lebih panjang hingga menjuntai, dan simpul berada di sebelah kiri. Sedangkan untuk pria, tak ada bagian sisa yang menjuntai.
Baji atau celana, sebelum zaman Jeoseon,bentuknya menyempit dan mengikuti lekuk tubuh untuk memudahkan aktifitas berburu dan berkuda. Namun, di masa Jeoseon yang bidang agrarisnya lebih ditekankan, celana longgar semacam model baggy lebih nyaman digunakan. Baji pun lebih nyaman didunakan untuk berjongkok dan bersila di atas lantai, daripada celana yang ketat.


9. Hakjangui
Ha- berarti belajar atau ilmu. hakja berarti ilmuwan atau cendekia. hanbok jenis ini dipakai oleh kalangan cendekia pada masa Koryo hingga masa Jeoseon. Dilihat dari garis potongan bajunya, memiliki makna rendah hari dan juga berbudi pekerti yang luhur.






10. Shimui
Hanbok ini dikenakan para cendekia/ilmuwan ketika di wajtu senggang atau pada saat beristirahat. Shim (심) berarti merenung. Oleh karena para ilmuwan biasanya di waktu senggang masih suka merenungkan sesuatu, pakain ini kemudia dinamakan sedemikian hingga. Pakaian-pakaian ilmuwan ini, dilihat dari bentuknya, lebih cocok dikenakan untuk belajar pasif daripada aktif. Seperti melukis atau ilmu filsafat.




11. T’eol Magoja
Pakaian ini sebenarnya lebih ke arah pakaian orang Manchuria. Pertama kali diperkenalkan oleh seorang politikus Korea di zaman Jeoseon yang ditugaskan di daerah Manchuria, dan kembali lagi ke Korea dengan menggunakan pakaian jenis ini. Pakaian ini di dalamnya dilapisi bulu. Juga sebagai simbol kemewahan.





12. Gat
Gat adalah jenis topi tradisional Korea yang dikenakan oleh pria pada saat pergi keluar rumah atau menghadiri acara-acara penting. Gat memiliki pinggiran yang luas dan lebar yang dinamakan yangtae, dan bagian tengahnya berbentuk tabung tinggi. Pengencang gat adalah tali yang diikatkan di bagian bawah dagu. Orang Korea telah mengenakan gat semenjak Zaman Tiga Kerajaan (37 SM-668 M) untuk melindungi kepala dari sinar matahari dan hujan. Pada pertengahan zaman Dinasti Jeoseon (abad 16-17), gat dikenakan sebagai lambang status sosial oleh kaum bangsawan dan ilmuwan dan bagian penting dari pakaian sehari-hari. Gat dipandang sebagai alat yang membedakan bangsawan dengan mereka yang tak berbudaya.






13. Jipsin
Jipsin (짚신) adalah jenis sepatu tradisional khas Korea yang terbuat dari bahan jerami. Istilah jipsin juga diberikan untuk sepatu tradisional yang terbuat dari bahan kain dan rami. Sepatu jipsin diperkirakan telah dikenakan oleh orang Korea sejak zaman Tiga Kerajaan (37 SM-668- M). Dalam beberapa lukisan kuno, sering digambarkan seorang pengelana yang bepergian menggantungkan sepatu jeraminya di punggung. Di masa Dinasti Jeoseon (1397-1910) sebagian besar rakyat menjadikan jipsin sebagai alas kaki mereka sehari-hari. Karena pada masa itu, rakyat Korea sebagian besar bekerja di bidang pertanian, bahan jerami untuk membuat jipsin dapat dengan mudah ditemukan. Biasanya mereka membuat jipsin pada musim dingin, saat tidak turun ke ladang untuk bercocok tanam.

[Fashion] Pakaian Tradisional/ Adat Jepang



Pakaian adat Jepang (Kimono)

kimono berbentuk seperti huruf T, mirip Mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zori atau geta.

Macam- macam Kimono

Kimono Wanita
·         Tomesode
Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif indah pada suso(bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.

·           Irotomesode
 
Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif indah pada suso.

·           Furisode
 
Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di seluruh bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu menghadiri upacara Seijin Shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, atau hatsumode. Pakaian pengantin wanita yang disebut hanayome ishō termasuk salah satu jenis furisode.

·           Homongi
Hōmon-gi (訪問着, arti harfiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono formal untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah. Pemakainya bebas memilih untuk memakai bahan yang bergambar lambang keluarga atau tidak. Ciri khas homongi adalah motif di seluruh bagian kain, depan dan belakang. Homongi dipakai sewaktu menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan Tahun Baru Jepang.
 
·           Iromuji
Iromuji adalah kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon). Sesuai dengan tingkat formalitas kimono, lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada). Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan bahan-bahan berwarna lembut, Merah jambu, Biru muda, atau Kuning muda atau warna-warna lembut. Iromuji dengan lambang keluarga di 5 tempat dapat dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji dengan satu lambang keluarga.

·      Tsukesage
Tsukesage adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.

·       Komon
Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta Reuni, Makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.

·        Tsumugi
Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang dipakai adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar. Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan untuk bekerja di ladang.

·         Yukata
 
Yukata adalah kimono santai yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis untuk kesempatan santai di musim panas.




Kimono Pria

Kimono pria dibuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua, Coklat tua, Biru tua, dan Hitam.
·     Kimono paling formal berupa setelan Montsuki hitam dengan Hakama dan Haori
Bagian punggung montsuki dihiasi Mon (lambang) pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atau Seijin Shiki.
·   Kimono santai kinagashi
Pria mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi. Aktor Kabuki mengenakannya ketika berlatih. Kimono jenis ini tidak dihiasi dengan lambang keluarga.